loading...
Tidak semua orang dapat bertahan dan belajar lama di pesantren, apalagi bagi seorang anak yang masih ingin banyak bermain. Padahal umumnya orang tua sangat ingin anaknya dapat bertahan lama di pesantren sehingga dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk itu, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh orang tua agar anaknya betah belajar di pesantren.
1. Jangan sering pulang
Sering pulang akan membuat seorang santri keenakan di rumah dan malas untuk kembali ke dayah/pesantren. Di pesantren biasanya mereka harus menjalani segala peraturan yang sangat ketat, jika mereka pulang ke rumah, peraturan yang sudah biasa mereka jalankan dan akan menjadi kebiasaan akan kembali ke bentuk semula tatkala mereka pulang kembali ke rumah. Untuk itu, pulang di sini sangat berbahaya karena akan membuat mereka enggan kembli ke dayah/pesantren dan merasa enak di rumah.
Sering pulang juga punya efek negatif yang lain yaitu terpengaruh dengan temannya sekampung. Apalagi bila banyak diantara teman mereka yang kurang baik dan mengajak kepada keburukan. Bahkan hal ini lebih besar pengaruhnya ketimbang hal di atas. Karena seseorang biasanya sulit menolak ajakan teman, lebih-lebih teman akrab. Demi seorang teman, seseorang bisa melupakan tempat ke mana dia harus kembali yaitu pesantren.
2. Jangan sering dikunjungi
Sebaiknya orang tua tidak sering-sering menjenguk anaknya, begitupun seorang anak sebaiknya jangan sering meminta orang tuanya untuk sering mengunjunginya. Karena hal ini akan membangkitkan kenangan-kenangan dengan orang tua mereka di rumah sehingga pada akhirnya akan membuat mental mereka melemah. Melemahnya mental ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi seorang santri, karena lemahnya mental akan memudahkan iblis untuk menghembuskan tipu dayanya bagi seorang santri. Untuk mengantisipasi hal ini sebaiknya orang tua mengantar anaknya ke pesantren yang jauh agar tidak mudah untuk dikunjungi.
3. Bergaul dengan teman yang rajin dan taat
Teman juga bisa menjadi faktor penting membuat seseorang betah belajar di pesantren. Karena tidak semua orang di pesantren itu suka tinggal di pesantren, siapa tahu ada diantara mereka yang tinggal di pesantren hanya gara-gara tekanan orang tua mereka. Jika seorang anak berkumpul dengan teman semacam ini, mereka akan terpengaruh dengan jiwa temannya itu untuk tidak betah lagi di pesantren. Hal ini sering terjadi di pesantren sehingga banyak orang yang belajar di sekolah biasa.
Untuk memilih teman ini bukan lah hal yang mudah, karena tidak semua orang cocok dan sesuai dengan kriteria teman kita. Namun ada kalanya sesuatu itu harus dibiasakan, atau hal ini bisa disiasati dengan bergaul sedikit-demi sedikit tapi teman yang bisa membawa kita ke kampung mutlak harus dijauhi. Kalau tidak, semuanya akan sia-sia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنما مثل الجليس الصا لح والجليس السوء كحا مل المسك ونا فخ الكير فحا مل المسك إما أن يحذ يك (يعطيك) وإما أن تبتاع منه وإما أن تجد منه ريحا طيبة ونا فخ الكير إما أن يحرق ثيا بك وإما أن نجد منه ريحا خبـيثـة
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap.” [Hadits Shahih, riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad.]
4. Berkelakuan baik di pesantren
Seorang santri yang banyak bermasalah dengan pesantren, gurunya atau temannya akan membuat mereka kurang nyaman tinggal lebih lama di pesantren yang bersangkutan. Jika masalahnya semakin banyak pada akhirnya hanya ada satu jalan bagi mereka, yaitu lari sejauh-jauhnya dari tempat tersebut.
Sumber: http://cyberdakwah.com/2014/08/4-tips-agar-anak-betah-belajar-di-pesantren/
loading...
1 komentar:
Terima kasih atas artinya. Sangat bermanfaat.
Posting Komentar