loading...
Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Yudistira Wahyu Widiasana, mengatakan, pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat dilakukan jika siswa mendaftarkan diri ke sekolah, atau lembaga kursus. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mendaftarkan diri ke sekolah. Inilah yang menyebabkan KIP masih belum dapat dicairkan.
Yudistira menyebutkan, salah satu permasalahannya adalah karena anak putus sekolah tidak mendaftarkan diri ke sekolah. Maka secara otomatis ia tidak terdaftar di Data Pokok Siswa (Dapodik). Padahal pemerintah telah memperpanjang waktu pendaftaran hingga akhir September 2016.
Ia melanjutkan, agar KIP segara dicairkan, pemerintah akan mengambil keputusan berdasarkan jumlah terdaftar terakhir. Belum diketahui apakah pemerintah akan memperpanjang pendaftaran atau memprioritaskan pendaftar susulan di sekolah. Pasalnya, para pendaftar susulan adalah mereka yang berasal dari orangtua penerima kartu keluarga sejahtera (KKS), peserta didik yang orangtuanya terkena PHK atau orangtuanya di penjara, anak yatim piatu, anak disabilitas, korban bencana, dan anak yang berada di daerah konflik. Mereka berhak mendapatkan KIP tapi belum terdaftar di Dapodik sebagai penerima.
“Mereka ini layak mendapatkan KIP. Kami sudah melakukan pendaftaran program susulan ini sejak Agustus, sebelum adanya surat edaran dari Kemdikbud untuk memperpanjang waktu pendaftaran. Meski telah berlangsung lama, tapi mereka belum dimasukkan ke Dapodik, jadi harus diverifikasi oleh Kepala Dinas masing- masing provinsi apakah layak atau tidak. Tapi mereka akan diutamakan jika tidak ada lagi yang mendaftar,” kata Yudistira pada Diskusi pendidikan yang bertemakan "Implementasi Kartu Indonesia Pintar Dalam Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun" yang diselenggarakan Forum Komunikasi Lembaga Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di hotel Jakarta, Kamis (15/9).
Selanjutnya, dijelaskan Yudistira, skema pendaftaran susulan dibuat untuk memenuhi kuota yang ditargetkan pemerintah yakni sebanyak 17,9 juta anak. Hingga kini, yang terdaftar baru sebanyak 10,2 juta orang, dan yang telah mencairkan dana baru 2,7 juta siswa. Sedangkan untuk anak putus sekolah ditargetkan sejumlah 4,1 juta, namun yang mendaftar hanya 14.000 orang.
Untuk itu, Yudistira menuturkan, tidak tertutup kemungkinan bahwa pendaftaran untuk anak putus sekolah akan tetap sesuai target akhir September, atau artinya, pemerintah menggunakan metode baru.
“Sosialisasi sudah gencar ya, dan kami telah memperpanjang waktu pendaftaran yang sebelumnya harus berakhir pada Agustus. Namun meski diperpanjang, yang mendaftar hanya sedikit. Ini berarti sudah tidak ada lagi penerima KIP yang putus sekolah,” ujarnya.
Sementara terkait anak yang sudah terdaftar di sekolah, namun tiba-tiba putus sekolah, Yudistira mengaku, pemerintah belum memiliki strategi untuk mendorong anak agar tetap di sekolah. “Upaya pemerintah saat ini adalah dengan melakukan revitalisasi peranan komite sekolah, dengan tujuan komite sekolah dapat memberikan pemahaman kepada orang tua dan anak akan pentingnya sekolah,” jelasnya.
Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Tangerang Selatan (Tangsel) Mathoda, mengatakan, untuk Tangsel, salah satu kendala pencairan KIP adalah karena kartu disimpan di rumah. Padahal pihaknya telah melakukan sosialisasi untuk mendaftarkan diri ke sekolah atau lembaga kursus. Namun masih ada yang tidak atau belum mendaftarkan diri.
Maria Fatima Bona/IDS
Sumber: beritasatu
Sekian info tentang "Penting !, Pendaftaran KIP Diperpanjang Hingga Akhir September 2016", jangan lupa LIKE/Follow media sosial kami (Facebook/Twitter/Google+) untuk mendapatkan pemberitahuan info terbaru lainnya secara realtime. Atau silahkan berkunjung kembali disini: http://agendaguru.blogspot.com
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar