loading...
AGENDA GURU - Suatu saat ketika saya mau mengundang kyai mas badri panji, untuk ceramah di acara PHBI desa Mojosari, beliau bercerita kepada saya, bahwa ayahandanya ( kyai mudhar) pernah disuruh Kyai As'ad untuk melakukan haji. Maka dengan usaha yang maksimal, akhirnya kyai mudhar berangkat juga ke tanah suci.
Sesampai ke mekkah, kyai mudhar hanya bisa berdoa di kamar hotel, tidak bisa bertawaf, sebab ia sakit. Ketika semua jamaah haji melakukan thawaf, tiba tiba pintu kamar hotel terbuka dan terlihat Kyai As'ad tampak marah marah kepada kyai mudhar " matak atawaf bekna cong, sela depak ka mekkah bekna" (kok tidak tawaf kamu nak, setelah sampai ke mekah), bentak kyai as'ad. Dengan menyeringai, kyai mudhar menjawab " abdhina tak bisa ajhelen kyea, lompo, kadhi ponapa atawafa abdhina" (saya tidak bisa jalan kiai, lumpuh, bagaimana saya bisa melakukan tawaf).
Dengan wajah sumringah, kemudian kyai as'ad menggandeng kyai mudhar sembari berkata " iye mara bhereng engkok" (ya sudah ayo sama saya), hingga kemudian sampai di pelataran ka'bah. Ketika itu kyai mudhar membatin " kok bisa kyai as'ad ada disini, padahal beliau yang menyuruh saya untuk haji, bilena se berangkat (kapan yang berangkat ?)".
Dipertengahan tawaf, tiba-tiba kyai mudhar melihat disisi ka'bah ada kolam kecil yang berisikan air. Lalu kyai As'ad menyuruhnya untuk mandi. Berselang setelah itu, ia merasakan sakitnya perlahan sembuh, yang awalnya lumpuh, menjadi sembuh dan tanpa di papah lagi oleh Kyai As'ad. " beres la cong, nah..mon la beres, ayo norok sengkok ka madina, acabisa ka kanjeng Nabi " (sudah sembuh nak, nah..kalau sudah sembuh, ayo ikut saya ke madinah, berkunjung ke kanjeng Nabi) ujar kyai As'ad.
Dengan menaiki taxi, tibalah beliau berdua ke madina. Kyai As'ad langsung memegang tangan kyai mudhar untuk masuk ke area Raudlah. Lagi lagi kyai mudhar dikejutkan dengan terbukanya pintu makam Baginda Rasululullah. Dan sungguh hal yang sangat menakjubkan, kyai mudhar melihat sosok yang sangat super istimewa, kharismatik, tampan dan mulia serta bertabur nur nur, beliau adalah Baginda Nabi Muhammad SAW.
"Abdhina As'ad sareng ponakan ya Rasululullah, anyoona sambungan doa kaangghuy ahlussunnah wal jamaah, Nahdlatul Ulama' sareng salafiyah syafiiyah sokarajjhe" (saya As'ad bersama keponakan ya Rasulullah, saya mau minta sambungan doa untuk Ahlussunnah wal Jama'ah, Nahdlatul Ulama, dan Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo) beliau kyai as'ad memulai pembicaraan. Subhanallah, terdengar suara dari jawaban lisan insan mulia baginda Nabi " ijil, ijil, ijil".
Terus terang saya canggung dan aneh dengan bahasa " ijil, ijil, ijil" itu apa.
Pagi harinya saya sendiri menghadap kepada ust. Zaini Miftah, bertanya kepada beliau arti ijil.
Jawaban ust.zaini miftah " ijil itu bahasa arab ordo (bahasa arab pegunungan yang asli) yang artinya adalah : na'am, na'am, na'am.
Subhanallah, saya menangis pada saat itu juga.... NU SAMPAI MATI TARETAN.... (NU SAMPAI MATI SAUDARA....)
KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, pengasuh IV Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo
Dikutip dari:
https://www.facebook.com/KHRAhmadAzaimIbrahimy/
http://www.dutaislam.com/2017/11/ketika-nabi-berdoa-untuk-pesantren-sukorejo.html
*) Dengan sedikit penambahan translasi/terjemah pada teks Bahasa Madura.
loading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar